banner here

Hutan Mangrove di Demak

kapsul sambiloto,kapsul kunyit putih,kapsul kelor,obat kanker,herbal kanker,obat covid,herbal covid,obat corona
Assalamualaikum
Suatu ketika disaat pulang dari rumah mbah di Buyaran, kami berempat (tak terpisahkan nih) mendapat info bahwa di daerah Sayung ada hutan mangrove yang sangat bagus. Maka bergegaslah kami bangun di pagi itu. Tidak lupa membawa bekal sarapan (Nasi goreng yummy). Pagi-pagi sekali kamipun berangkat naik motor kesayangan meluncur menuju ke Sayung. Menuju lokasi hutan mangrove kita melalui jalan yang lumayan, meskipun tidak bagus amat namun bisalah dilewati. sehingga sampailah kami di daerah Morosari yang merupakan bagian dari Desa Bedono ( Desa Bedono adalah desa asal Bapak yang kini sdh banyak ditinggalkan penduduknya karena seringnya rob masuk rumah).




Kamipun sedikit kebingungan karena minimnya petunjuk jalan menuju hutan mangrove. Kebanyakan penduduk sana yang kami tanya lebih mengenal Makam kiyai Baqir yang merupakan makam yang selamat dari terjangan air laut yang sudah menggenangi desa. Maka kamipun memberanikan diri untuk berjalan ke jalan setapak yang sakan-akan membelah laut. Melewati jalan setapak yang kanan dan kirinya air laut sungguh pengalaman yang menakjubkan. Walaupun kondisi jalan setapak masih ala kadarnya dipenuhi oleh gurukan padas yang tidak rata. Kepenatan berjalan telah terbayar dengan suasana berjalan ditengah laut. Sehingga sampailah kami di desa Tambaksari yang merupakan desa yang sudah ditinggalkan penduduknya. Hanya tinggal beberapa rumah yang bertahan disana dan sebuah masjid. Desa tambaksari ini telah dijadikan hutan Mangrove oleh pemkab Demak.









Tidak lupa ada beberapa pedagang yang membuka lapak dagangannya. Dan yang paling menarik adalah keripik brayo (bakau/mangrove). Brayo adalah bahasa jawa untuk bakau/mangrove. daun-daun brayo/mangrove yang banyak terdapat disana dimanfaatkan oleh penduduk dengan cara dibuat keripik dan rasanya sungguh lain dari yang lain. Sangat gurih dan crispy. Walhasil kami memborong seluruh kripik brayo yang ada di lapak tersebut, untuk oleh-oleh tentunya. Setelah kami puas menikmati pemandangan di sana maka kami pulanglah dengan berjalan kaki melewati jalan setapak ditengah laut. Kalau tadi berangkatnya semangat, pulangnya yang tua2 nih pada loyo terutama saya. Klo anak-anak jangan ditanya, ngga punya capek deh. Setelah sampai kembali ke perkampungan kamipun melepas lelah dengan menikmati kopi anget dan kripik brayo. Anak-anak menikmati es nutrisari yang suegeeer. Setelah selesai melepas lelah, pulanglah kami diantar sepeda motor kesanyangan. Tidak lupa satu keinginan kami untuk kembali ke hutan Mangrove sambil membawa ....... pancing :-)

Nah bagus banget kan pemandangannya? Yuk kita lestarikan hutan mangrove di Tambaksari dan inilah salah satu kekayaan wisata dan alam yang bisa kita nikmati di Demak tercinta.

Selamat berkunjung, dan jangan lupa untuk membuang sampah pada tempatnya